Perusahan monopoli made in government ini berusaha sebaik mungkin untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang sudah menjadi peserta dengan memberikan pelayanan kesehatan terhadap hampir semua jenis penyakit yang diderita peserta BPJS.
Pertama kali didirikan perusahaan yang dulunya dikenal sebagai Asuransi Kesehatan (Askes) bagi PNS dan pensiunan nya ini cukup membingungkan, mungkin karena belum banyak masyarakat yang mengerti bagaimana cara mendapatkan pelayanan kesehatan
menggunakan asuransi massal ini. Banyak terjadi keluhan bahkan protes dari peserta jika beberapa jenis penyakit tidak menjadi tanggungan asuransi. Padahal jika kita tengok penyelenggaraan asuransi swasta lain banyak sekali aturan yang diberlakukan loh, jika dibandingkan persyaratan nga neko-neko kok.
Peserta yang ingin berobat menggunakan kartu BPJS mendapatkan jaminan kesehatan yang menjadi hak peserta maka peserta juga harus memenuhi aturan atau prosedur yang berlaku, dimana peserta supaya berobat terlebih dahulu ke fasilitas kesehatan tingkat 1 (puskesmas, klinik atau dokter pribadi) yang tertera pada kartu BPJS untuk mendapatkan penanganan pertama, jika memang mengharuskan rujuk maka pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit yang juga bekerja sama dengan BPJS, kecuali dalam keadaan gawat darurat, peserta bisa dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan terdekat, masa yang kecelakaan orang Solo yang di Jakarta harus dibawa dulu ke Solo.
Sesuai dengan pedoman pelaksanaan JKN (permenkes 28/2014), bpjs menanggung semua jenis penyakit yang masuk dalam indikasi medis kecuali yang disebutkan secara eksplisit tidak ditanggung, seperti infertility (terkait dengan masalah keturunan dan kehamilan) , estetika (berkaitan dengan kategori kecantikan seperti perawatan wajah dan pemutihan gigi) dan lain-lain. Agar peserta tahu apa saja penyakit yang dapat ditanggung bpjs kesehatan, dan wajib ditangani di fasilitas kesehatan tingkat 1 sesuai dengan SKDI.
Ada sekitar 155 jenis penyakit yang ditanggung BPJS Kesehatan dan Wajib di Faskes 1. Peserta harus mengetahui tentang ini, jadi tidak serta merta menuntut BPJS Kesehatan yang semestinya tidak kerumah sakit tapi minta ke rumah sakit dengan alasan “Kami kan bayar Iuran !! Kami Punya Hak Dong”.. Tidak gitu juga, semua ada pedoman dan aturan kerja nya :
Update 25 Mei 2016 :
Permenkes No. 5 tahun 2014 yg dijadikan acuan berjudul Panduan Praktik Klinik di Faskes Tingkat Pertama, dimana di dalamnya tertera panduan diagnostik dan penatalaksanaan @ penyakit, yang di dalamnya terdapat aturan kapan harus dirujuk ke tingkat lanjutan. Jadi bukan berarti semua penyakit tersebut nonspesialistik, harus ditangani di FKTP dan tidak boleh dirujuk.
Inilah daftar 155 penyakit yang ditanggung BPJS di FKTP
- Abortus spontan komplit (keguguran tiba-tiba tanpa sisa janin di rahim)
- Abortus mengancam/insipiens (keguguran)
- Abortus spontan inkomplit (keguguran dengan masih ada sisa janin di rahim)
- Alergi makanan
- Anemia defisiensi besi (kurang zat besi dalam darah merah)
- Anemia defisiensi besi pada kehamilan
- Angina pektoris (
- Apendisitis akut (usus buntu tiba-tiba)
- Artritis Osteoartritis (peradangan sendi dan tulang)
- Artritis Reumatoid (peradangan sendi atau rematik)
- Askariasis
- Asma Bronkial
- Astigmatism ringan
- Bell’s Palsy (
- Benda asing di hidung
- Benda asing di konjungtiva (mata)
- Blefaritis (radang kelopak mata)
- Bronkritis akut
- Buta senja
- Cardiorespiratory arrest (serangan jantung dan pernapasan)
- Cutaneus larva migran
- Delirium yang diinduksi dan tidak diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya
- Demam dengue, DHF Demam tifoid
- Dementia (pikeun)
- Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant ) (alergi kulit)
- Dermatitis kontak alergika (alergi kulit karena makan atau bersentuhan pada sesuatu)
- Dermatitis kontak irritant (alergi kulit)
- Dermatitis numularis
- Dermatitis seboroik
- Tinea kapitis (infeksi jamur)
- Tinea barbae
- Tinea fasialis
- Tinea korporis
- Tinea manum
- Tinea unguium
- Tinea kruris
- Tinea pedis
- Diabetes melitus tipe 1
- Diabetes melitus tipe 2
- Disentri basiler dan ambuna (diare)
- Dislipidemia (kolesterol tinggi)
- Eklampsia (penyakit yang ditandai dengan darah tinggi dan atau kejang pada ibu hamil)
- Epilepsi (kejang)
- Epistaksis (mimosa)
- Exanthematous drug eruption
- Fixed drug eruption (rehabilitasi pecandu narkoba)
- Faringitis (radang tenggorokan)
- Filariasis (kaki gajah)
- Fluor albus/vaginal discharge non gonorrhea (keluar cairan aneh dari alat kelamin perempuan)
- Fraktur terbuka, tertutup (patah tulang)
- Furunkel pada hidung (radang /bisul)
- Gagal jantung akut
- Gagal jantung kronik
- Gangguan campuran anxietas dan depresi (kecemasan berlebihan)
- Gangguan psikotik (mental)
- Gastritis (magh atau radang ginjal)
- Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) (radang ginjal dan usus)
- Glaukoma akut (tekanan tinggi pada mata/gangguan penglihatan)
- Gonore (kencing manah)
- Hemoroid grade 1-2 (bisul)
- Hepatitis A
- Hepatitis B
- Herpes simpleks tanpa komplikasi
- Herpes zoster tanpa komplikasi
- Hiperemesis gravidarum
- Hiperglikemi hiperosmolar non ketotik
- Hipermetropia ringan
- Hipertensi ésénsial (darah tinggi)
- Hiperuricemia (Gout)
- Hipoglikemia ringan
- HIV AIDS tanpa komplikasi
- Hordeolum
- Infark miokard (kematian jaringan otot jantung)
- Infark serebral/Stroke
- Infeksi pada umbilikus
- Infeksi saluran kemih
- Influenza
- Insomnia
- Intoleransi makanan (tidak bisa makan)
- Kandidiasis mulut (sariawan)
- Katarak
- Kehamilan normal
- Kejang demam
- Keracunan makanan
- Ketuban Pecah Dini (KPD)
- Kolesistitis
- Konjungtivitis
- Laurinaitis (radang pita suara)
- Lepra
- Leptospirosis (tanpa komplikasi)
- Liken simpleks kronis/ neurodermatitis
- Limfadenitis
- Lipoma (benjolan abnormal)
- Luka bakar derajat 1 dan 2
- Malabsorbsi makanan
- Malaria
- Malnutiris energi-protein
- Mastitis
- Mata kering
- Migren
- Miliaria
- Miopia ringan (Rabun jauh)
- Moluskum kontagiosum
- Morbili tanpa komplikasi
- Napkin eczema
- Obesitas
- Otitis eksterna (radang telinga luar)
- Otitis media akut (radang telinga)
- Parotitis
- Pedikulosis kapitis
- Penyakit cacing tambang
- Perdarahan saluran cerna bagian atas
- Perdarahan saluran cerna bagian bawah
- Perdarahan post partum
- Perdarahan subkonjungtiva
- Peritonitis
- Pertusis
- Persalinan lama
- Pitiriasis rosea
- Pioderma
- Pitiriasis versikolor
- Pneumonia aspirasi
- Pneumonia, bronkopneumonia
- Polimialgia reumatik
- Pre-eklampsia
- Presbyopia (Rabun dekat)
- Rabies
- Reaksi anafilaksi (alergb berlebihan)
- Reaksi gigitan serangga
- Refluks gastroesofageal (muntah-muntah)
- Rhinitis akut
- Rhinitis alergika
- Rhinitis vasomotor
- Ruptur perineum tingkat 1-2 (pendarahan kehamilan)
- Serumen prop
- Sifilis stadium 1 dan 2
- Skabies (borok)
- Skistosomiasis
- Status Epileptikus
- Strongiloidiasis
- Syok (septik), hipovolemik, kardiogenik, neurogenik)
- Taeniasis
- Takikardi (jantung berdetak cepat)
- Tension headache
- Tetanus
- Tirotoksikosis
- Tonsilitis (a Mandel)
- Tuberkulosis paru tanpa komplikasi
- Urtikaria (akut dan kronis)
- Vaginitis (radang alat kelamin wanita)
- Varisela tanpa komplikasi
- Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo)
- Veruka
- vulgaris
- Vulvitis
Note: keterangan dalam kurung adalah tambahan admin mohon maaf jika terdapat kesalahan penjelasan
Sumber : https://www.panduanbpjs.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar