Kamis, 26 Maret 2015

Sistem INA-CBG's

SISTEM INA-CBG’S

SISTEM INA-CBG’S (Indonesia Case Base Group’s).
Adalah aplikasi yang digunakan untuk pengajuan klaim Rumah Sakit, Puskesmas dan semua Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) bagi masyarakat miskin Indonesia. Sistem Casemix INA-CBG’S adalah suatu pengklasifikasian dari episode perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien2 dengan karakteristik klinik yang sejenis.(George Palmer, Beth Reid). Case Base Groups (CBG’s), yaitu cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. Rumah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis.
Dalam pembayaran menggunakan SISTEM INA-CBG’S, baik Rumah Sakit maupun pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan kode DRG (Disease Related Group). Besarnya penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara provider/asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Perkiraan waktu lama perawatan (length of stay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah diperkirakan sebelumnya disesuikan dengan jenis diagnosis maupun kasus penyakitnya.
INA-CBG’S merupakan kelanjutan dari aplikasi INA-DRG yang lisensinya berakhir pada tanggal 30 September 2010 lalu. (Untuk diketahui, pemerintah harus membayar lisensi sebesar 4 miliar untuk INA-DRG). INA-CBG’S menggantikan fungsi dari aplikasi INA-DRG. SISTEM INA-CBG’S adalah ciptaan anak bangsa dengan tetap mengadopsi sistem DRG. Aplikasi INA-CBG’S, lebih real dibandingkan dengan INA-DRG karena menekankan pendekatan prosedur dibanding diagnosa, sementara aplikasi INA-CBG’S lebih mengedepankan diagnosa dibandingkan prosedur.
SISTEM INA-CBG’S telah diterapkan di beberapa RSUD di seluruh Indonesia. Tarif sistem INA-CBG’S diharapkan akan lebih efisien. Namun pelaksanaan INA-CBG’S dalam rangkaian pelaksanaan Program Jamkesmas masih banyak menghadapi kendala, salah satunya mengenai penggantian biaya operasional RS, berkisar pada paket INA-CBG’S ternyata beberapa ada yang berada di bawah tarif RS, diantaranya :
  • Kasus penyakit tetanus dewasa yang dirawat inap,
  • Semua kasus persalinan dengan seksio sesaria.
  • Paket apendiktomi
  • Rawat inap pasien dengan luka bakar lebih dari 30%
  • Kasus Diabetes mellitus (IDDM) yang bergantung pada insulin injeksi.
  • Pengadaan darah transfusi pada pasien dengan operasi elektif
  • Dan semua kekurangan yang cukup besar yang harus ditambah oleh RS dan untuk mengatasi kekurangan ini pihak RS melakukan subsidi silang sehingga semua biaya operasional bisa tertutup.

MANFAAT PENGGUNAAN INA-CBG’S BAGI PASIEN
  • Adanya kepastian dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan berdasarkan derajat keparahan
  • Dengan adanya batasan pada lama rawat (length of stay) pasien mendapatkan perhatian lebih dalam tindakan medis dari para petugas rumah sakit, karena berapapun lama rawat yang dilakukan biayanya sudah ditentukan.
  • Mengurangi pemeriksaan dan penggunaan alat medis yang berlebihan oleh tenaga medis sehingga mengurangi resiko yang dihadapi pasien.

BAGI RUMAH SAKIT
  • Rumah Sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnya.
  • Dapat meningkatkan mutu & efisiensi pelayanan Rumah Sakit.
  • Dokter atau klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan, meningkatkan komunikasi antar spesialisasi atau multidisiplin ilmu agar perawatan dapat secara komprehensif serta dapat memonitor QA dengan cara yang lebih objektif.
  • Perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih akurat.
  • Dapat untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing klinisi.
  • Keadilan (equity) yang lebih baik dalam pengalokasian budget anggaran.
  • Mendukung sistem perawatan pasien dengan menerapkan Clinical Pathway.

BAGI PENYANDANG DANA PEMERINTAH (PROVIDER)
  • Dapat meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian anggaran pembiayaan kesehatan.
  • Dengan anggaran pembiayaan yang efisien, equity terhadap masyarakat luas akan akan terjangkau.
  • Secara kualitas pelayanan yang diberikan akan lebih baik sehingga meningkatkan kepuasan pasien dan provider/Pemerintah.
  • Penghitungan tarif pelayanan lebih objektif dan berdasarkan kepada biaya yang sebenarnya.

Dalam pelaksanaan Case Mix INA-CBGs, peran koding sangat menentukan, dimana logic software yang digunakan untuk menetukan tarif adalah dengan pedoman ICD 10 untuk menentukan diagnosis dan ICD 9 CM untuk tindakan atau prosedur. Besar kecilnya tarif yang muncul dalam software INA-CBGs ditentukan oleh Diagnosis dan Prosedur. Kesalahan penulisan diagnosis akan mempengaruhi tarif. Tarif bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil. Diagnosis dalam kaidah CBGs, harus ditentukan diagnosa utama dan diagnosa penyerta.

Diagnosa penyerta terdiri dari Komplikasi dan Komorbiditas.
Diagnosis penyerta juga dapat mempengaruhi besar kecilnya tarif, karena akan mempengaruhi level severity (tingkat keparahan) yang diderita oleh pasien. Logikanya pasien yang dirawat terjadi komplikasi, maka akan mempengaruhi lama perawatan di rumah sakit. Jika lama perawatan bertambah lama dibanding tidak terjadi komplikasi, maka akan menambah jumlah pembiayaan dalam perawatan.
Jika terdapat lebih dari satu diagnosis maka dipilih satu diagnosis yang paling banyak menggunakan resources (SDM, bahan pakai habis, peralatan medik, tes pemeriksaan dan lainnya.

beberapa hal sebaiknya ktia persiapkan sedari sekarang. Terlebih lagi aplikasi Grouper sudah tidak dapat digunakan lagi.
    1. Tetaplah memasukan data pelayanan (data entry) pada aplikasi INA-DRG 1.6 sampai selsai atau sampai grouping dan final meskipun nilainya adalah 0 (nol). Hal ini sudah beberapa kali dilakukan oleh tim Casemix. Mungkin kita menganggap ini adalah hal yang sia-sia untuk apa di grouping kalo nilainya nol, lagian nantinya udah pake INA-CBG's. Anjuran untuk melakukan data entry sampai grouping bukan tanpa alasan. Data yang sudah final inilah yang nantinya dapat di import ke aplikasi INA-CBG's yang baru, jadi kalau kita belum melakukan final maka kita belum dapat melakukan migrasi data dari ina-drg ke ina-cbg's.
    2. Lakukan backup database inadrg melalui aplikasi ina-drg 1.6. rajin-rajinlah melakukan hal ini terutama pada saat hendak bermigrasi ke ina-cbg's kelak. Sangat direkomendasikan untuk melakukan backup melalui fitur backup pada aplikasi INA-DRG, cara ini lebih simple dan aman dibandingkan melakukan backup secara manual dengan cara copy paste folder inadrg pada folder mysql\data. Perlu di ingat bahwa database yang digunakan pada aplikasi INA-DRG ada tidak cuman satu.
    3. Bersiaplah untuk melakukan rekap file txt pada data yang sudah di input sekarang, terutama data yang akan di migrasi ke aplikasi ina-cbg's kelak. usahakan rekap txt dilakukan pertanggal agar jumlah kunjungan (record) tidak terlalu banyak. banyaknya jumlah record akan mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk melakukan import ke aplikasi ina-cbg's.
    4. Kalau melihat aplikasi INA-CBG's, aplikasi ini lebih real dibandingkan dengan INA-DRG yang melakukan pendekatan Prosedur dibanding diagnosa. Aplikasi INA-CBG's lebih mengedepankan Diagnosa dipada prosedur. Ini menuntut petugas coding untuk lebih teliti dalam melakukan pengkodean.
    5. Siapkan media simpan untuk menyimpan backup database ina-drg. saran saya migrasikan saja data yang belum di klaim ke Yanmedik, sementara data yang sudah di klaimkan biarkan untuk tetap disimpan pada database INA-DRG yang di backup. Karena proses grouping pada INA-DRG dan CBG terdapat sedikit perbedaan logic sehingga bukan tidak mungkin yang di INA-DRG groupable jika di eksport ke CBG justru jadi ungroupable.
    6. Setelah instalasi INA-CBG, aplikasi ina-drg tidak dapat diakses lagi meskipun databasenya masih tersimpan. sehingga sebelum beralih ke penggunaan ina-cbg pastikan data ina-drg di backup dan installer ina-drg disimpan. sehingga jika suatu saat dibutuhkan dapat dibuka kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar