Minggu, 29 Maret 2015

Epidemiologi

      A.    Pengertian dan Peranan Epidemiologi

Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga saat ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.


Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yaitu :
1.         Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun non infeksi. Bahkan di negara-negara maju epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2.      Populasi
Epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
3.      Pendekatan Ekologis
Frekuensi dan distribusi penyakitdikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis maupun sosaila. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis.

B.     Metode-metode Epidemiologi
A.  Epidemiologi Dekriptif (Descriptive Epidemiology)
Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menuntut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari :
-          Orang
-          Tempat
-          Waktu
Orang ( Person)
Dalam hal ini dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan pritas.
                                                        i.            Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur.


                                                      ii.            Jenis Kelamin
Di dalam hal ini di pengaruhi juga oleh faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin, atau perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua di duga oleh  karena berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum minuman keran, candu, bekerja bera, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).

                                                    iii.            Kelas Sosial
Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-insur pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak pula contoh ditentukan pula tempat tinggal. Karena hal-hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan, maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial. Hubungan antara kelas sosial dan angka kesakitan dan kematian dapat dipelajari pula dalam hubungan umur dan jenis kelamin.

                                                    iv.            Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan yakni :
o   Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas beracun, radiasi dan bendak-benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan.
o   Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress.
o   Ada tidaknya gerak badan di dalam pekerjaan.
o   Karena dalam berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit, maka dapat terjadi proses penularan penyakit antar pekerja.
Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak terjadi dimana-mana terutama di Indonesia.
                                                      v.            Golongan Etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan, susunan gentika, gaya jidup, dan sebgainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-perbedaan di dalam angka kesakitan maupun kematian. Didalam memperbandingka angka kesakitan atau kematian suatu penyakit antar golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu harus distandarisasikan meurut susunan umur dan kelamin ataupu faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhi angka kesakita atau kematian itu.

                                                    vi.            Penghasilan
Yang sering dilakukan adalah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transportasi dan  sebagainya.

                                                  vii.            Status Perkawinan
Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih sering berhadapn dengan penyakit, atau karena adanya perbedaan-perbedaan gaya hidup  yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.

                                                viii.            Besarnya Keluarga
Didalam keluarga besar maupun miskin, anak-anak dapat menderita oleh karna penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak tertemtu.

                                                    ix.            Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
                        Tempat (Place)
                        Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
Perbandingan pola penyakit sering dilakukan anatara:
-          Batas daerah-daerah pemerintahan
-          Kota dan pedesaan
-          Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (penggunungan, sungai, laut atau padang pasir)
-          Negar-negara
-          Regional
Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas para penyelidikan suatu wabah dan pada penyelidikan-penyelidikan mengenai kaum imigran.
Didalam memperbandingkan angka kesakitan atau kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu ditiap-tiap daerah (tempat) :
-          Susunan umur
-          Susunan kelamin
-          Kualitas data
-          Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk
Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mugkin berhubungan dengan satu atau lebih dari beberapa faktor sebagai berikut :
1.      Lingkungan fisik, kemis,biologis,sosial dan ekonomi yang berbeda-beda  dari suatu tempat ke tempat lainnya.
2.      Konstitusi genetis dan etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti karakteristik demografi.
3.      Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene perorangan, dan bahkan persepsi tentang sakit dan sehat.
4.      Variasi administratif termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lainnya.
Waktu (time)
Mempelajari hubungan waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologi, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etilogi.
Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan :
1.      Fluktuasi jangka pendek, dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
2.      Perubahn-perubahn secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan.
3.      Perubahan –perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode periode yang panjang, berthaun-tahun, atau berpuluhan tahun, yang disebut “secular trends”.

B.       Epidemiologi Analitik (Analytic Epidemiology)
Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada 3(tiga) studi tentang epidemiologi :
1)      Studi riwayat kasus (case histiry studies)
Dalam studi ini akan dibandingkan antara 2 kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol)
2)      Studi Kohort ( Kohort studies)
Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan sekelompok pertma, tetepi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan,dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.
3)      Epidemiologi eksperimen

Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol(yang tidak dikenakan percobaan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar